belajar di yaman

Darul Hadist ma'bar - Ma’had ini teletak di selatan ibu kota Yaman (Shan’a) sekitar 1,5 jam perjalanan dengan kecepatan rata-rata 130 ...

Darul Hadist ma'bar - Ma’had ini teletak di selatan ibu kota Yaman (Shan’a) sekitar 1,5 jam perjalanan dengan kecepatan rata-rata 130 KM/jam, dan di utara kota propinsi Dzamar sekitar 40 menit perjalanan dengan kecepatan yang sama. Dan Ma’bar adalah kotamadya yang masuk wilayah Dzamar.
Disekitar ma’had adalah pasar dan pertokoan, semua apa yang kita butuhkan sebagian besarnya tersedia di sini. Terkhusus buah-buahan yang jarang ada di Indonesia.
Iklim Di Ma’bar
Wilayah Dzamar termasuk di dalamnya Ma’bar dikenal dengan kulkas Yaman. Ketika musim dingin (Dzul Qa’dah – Muharram) suhu bisa mencapai minus. Tahun pertama saya di sini musim dinginnya mencapai -7 derajat C, tahun kedua mencapai -4 derajat C, tahun-tahun berikutnya sudah tidak memperdulikan lagi. Alhamdulillah saya sudah terbiasa berkat keutamaan dari Allah تعالى.
Bangunan Ma’had
Disamping adalah bangunan ma’had dari atas. Bangunan masjid yang diawali pada 25 tahun yang lalu kini telah berubah.
Lantai 1 adalah masjid, lantai 2 perpustakaan, lantai tiga perpustakaan baru, namun sementara ini digunakan untuk asrama.
Rumah As-Syaikh Muhammad Al-Imam dan Asy-Syaikh Taufiq masuk dalam lingkungan ma’had, adupun Asy-Syaikh Abdurraqib maka terpisah di samping masjid. Rata-rata 2-3 lantai rumah beliau-beliau ini.
Dapur ma’had ada di dalam gandeng dengan ruang tamu dan tempat makan santri.
Adapun para pelajar yang berkeluarga maka mereka mengontrak rumah di sekitar ma’had. Harga kontrakan pun berbeda-beda. Adapun saya alhamdulillah sekitar 70 meter dari masjid.
Pengamanan Ma’had
Sudah kita sebutkan bahwa ada pihak-pihak yang tidak suka terhadap Asy-Syaikh dan dakwah, sebagaimana hal ini terjadi padaAsy-Syaikh Muqbil. Oleh karena itu siapa yang pernah melihat gambar ‘curian’ yang ditayangkan Metro TV mungkin melihat kok ada matras jaga dan penjaga siaga di pintu dan beberapa tempat. Kami sebut ‘curian’ karena kami dan mereka sepakat untuk tidak ada pengambilan gambar, ternyata mereka belakangan ketahuan ingkar janji .
Syaikh sendiri di dalam ma’had dikawal 3 orang bersenjata, karena yang shalat di masjid bukan santri semata, namun ada orang-orang yang tidak dikenal. Di masjid ada beberapa penjaga, di setiap pintu gerbang ada beberapa penjaga. Adapun ketika Syaikh keluar maka dikawal 2-3 mobil, dengan bersenjata lengkap.
Namun benarkah ma’had ini yang demikian ketat penjagaannya sulit untuk dimasuki? Atau benarkah mengajarkan teror dan perang?
Pertama: Siapa saja bisa mudah masuk, kecuali mencurigakan maka layak dicurigai. Kamipun aman tenang belajar, pemerintah Yaman juga tahu, senjata tersebut untk penjagaan, karena senjata memang bebas di sebagian tempat di Yaman.
Kedua: Kesibukan Asy-Syaikh yang kami sebutkan menunjukkan teror macam apa yang diajarkan?? Tidak ada waktu untuk itu dan tidak akan mengajarkan hal itu!!! Demikian pula telah kami tulis penjelasan beliau akan hal ini dalam artikel yang lewat khususnya ketika wawancara dengan Metro. Dan nanti dari kegiatan belajar mengajar akan jelas apa yang diajarkan. Justru kamilah yang terdepan dalam menjelaskan bahaya orang yang terjangkit pemikiran teror.
1. Kapan Ma’had ini dibangun
Sebagaimana yang disebutkan oleh Asy-Syaikh sendiri dan juga banyak sumber yang lain, bahwa ma’had ini dibangun kira-kira sebelum 25 tahun yang lalu. Sekitar sebelum 25 tahun yang lalu seorang tokoh dari Ma’bar, Jahran, Dhamar, Yaman ini yang bernama Asy-Syaikh Ahmad Al-Banush رحمه الله datang kepada Asy-Syaikh Muqbil رحمه الله dan meminta agar beliau mau menunjuk salah seorang muridnya untuk merintis dakwah salafiyah di Ma’bar. Asy-Syaikh Ahmad رحمه الله telah membangun sebuah masjid untuk itu. Dan waktu itu, Ma’bar adalah daerah yang dipenuhi dengan pemikiran syi’ah, dan tiada dakwah sunnah yang terpancar di sana.
Maka jatuhlah pilihan Asy-Syaikh Muqbil رحمه الله pada seseorang yang sudah teruji kesabaran dan kepemimpinannya, yaitu Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله. Dan Asy-Syaikh Al-Imam pun bersedia dengan bertawakkal meminta tolong kepada Allah تعالى kemudian dengan restu dan doa dari gurunya.
Semenjak saat itu mulailah cahaya sunnah yang suci dipancarkan kepada masyarakat Ma’bar. Melalui Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله dan melalui Asy-Syaikh Ahmad Al-Banush (semoga Allah تعالى membalas jasa beliau dan menempatkan beliau di surga-Nya yang paling tinggi).
2. Kondisi awal mula Dakwah di Ma’bar
Pada permulaan dakwah ini di Ma’bar, Asy-Syaikh Al-Imam hanya memiliki 7 orang murid, padahal ukuran masjid waktu itu mampu menampung kira-kira 2000-2500 orang. Tapi memang inilah perkara yang dikehendaki Allah تعالى, sehingga terlihat bagaimana kredibilitas seorang Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam ini.
Dan Asy-Syaikh pun tidak luput dari para pendengki dari kaum syi’ah, karena dengan cahaya sunnah inilah jadi terbongkar borok-borok mereka. Salah satu contohnya seperti diceritakan oleh Asy-Syaikh sendiri, waktu itu kedengkian sekelompok orang syi’ah terhadap beliau dan dakwah salafiyah sedang memuncak, maka merekapun membuat fitnah dan menuduh Asy-Syaikh dengan tuduhan dusta, sehingga pemerintahpun terhasut untuk mempersempit ruang gerak beliau. Namun, Allah تعالى menjadikan qadhi untuk daerah Ma’bar atau Dzamar membuka mata untuk mendengar apa yang dibawa oleh Asy-Syaikh. Maka qadhi mengundang syi’ah dan mengajukan keluhannya, dan juga mengundang Asy-Syaikh untuk menjelaskan.
Setelah Asy-Syaikh menjelaskan sesuai dengan ajaran dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman ulama salaf, maka qadhi yang seimbang dalam menghukumi ini menilai bahwa dakwah Asy-Syaikh adalah dakwah perbaikan tidak betentangan dengan pemerintah, dakwahnya sesuai dengan ajaran Rasul صلى الله عليه وسلم. Maka beliaupun dijinkan untuk melanjutkan dakwah beliau. Maka setelah itu Allah تعالى melimpahkan anugerahnya, sehingga berbondong-bondonglah masyarakat Yaman untuk menimba ilmu dari beliau. Itulah keutamaan yang Allah تعالى limpahkan pada orang yang Dia kehendaki. Sehingga muridnya pada saat ini telah mencapai sekitar 4000 orang, ditambah dengan murid-murid beliau yang telah banyak belajar dan beliau kirim untuk mengampu ma’had-ma’had dan masjid-masjid yang lain.
Semoga Allah تعالى menjaga beliau dan para muridnya serta ma’had ini, dan memperbanyak yang semisalnya. Amin.
3. Masjid

Terkait dengan masjid ini. Masjid ada dua bagian. Bagian pertama adalah yang dibangun oleh Asy-Syaikh Ahmad Al-Banush رحمه الله dan ini sekitar 2/5 bagian di bagian belakang.
Dan bagian kedua adalah perluasan dari masjid tersebut sekitar 3/5nya, yang ini di bagian depan. Dimana ketika para pelajar makin banyak berdatangan, maka seorang hartawan yang sangat semangat mendermakan hartanya untuk dakwah Allah تعالى segera memperluas masjid ini. Beliau adalah Muhammad Fari’ Al-Wushaby (semoga Allah تعالى menjaganya 
Daya tampung masjid An-Nur, Ma’bar ini beserta teras sampingnya bisa mencapai 10.000 orang, sebagaimana dikatakan oleh bapak muadzin. Terbukti cukup untuk menampung para jama’ah dari penjuru Ma’bar ketika shalat Jum’ah atau shalat ‘Id. Dibersihkan dengan vacum cleaner 3x seminggu oleh petugas khusus. Pada tiap-tiap tiang masjid ada rak untuk mushaf Al-Qur’an, dan Al-Qur’an ini tidak boleh dibawa keluar dari masjid. Di samping tiang ada kotak-kotak tempat sandal bagi para pelajar ataupun yang sekedar mampir shalat.dan keluarganya serta melimpahkan barakah pada hartanya). Beliau ini pulalah yang ikut andil dalam membangun Dammaj dan juga Masjid

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item